PART 4: 202(1,2)

Belakangan waktu terasa begitu cepat. Padahal masih banyak hal yang harus aku lakukan. Masih banyak mimpi yang harus aku kejar. Tahun 2021 lalu hidupku terasa sangat tidak menyenangkan namun banyak hal yang seharusnya juga bisa aku petik. Overthinking, kehilangan, patah hati, kecewa, dan perasaan menyedihkan lainnya. Bahkan di awal tahun 2022 ini, rasa itu masih tersisa.


Tahun 2021 bisa dikatakan sebagai tahun patah hati terbesarku. Tidak perlu aku ceritakan detailnya. Yang pasti, ketika aku sudah menemukan duniaku, ternyata malah duniaku sendiri yang menghancurkannya. Sangat sedih, iya. Pantas diratapi? Tidak. Sangat tidak pantas. Sempat menyalahkan diri sendiri. Tapi syukurlah tidak bertahan lama. Apa yang bisa dipetik? Jangan mudah berharap pada manusia.


Ke-insecure-anku paling sering muncul di tahun 2021. Kepada siapapun dan hal apapun.“Kok dia bisa ya, jadi perempuan yang menarik.” 

“Coba aku cantik. Pasti….”

“Coba suaraku bagus. Pasti…..” Kesimpulannya hanya satu. Aku kurang bersyukur.


Lucunya, aku banyak iri pada teman - temanku yang sudah menemukan mood boosternya. Haha. Aku masih saja patah hati, tapi teman - temanku sedang berbahagia. It’s okay. Aku turut bahagia untuk mereka. Namun disatu sisi, aku merasa diriku sangat menyedihkan. Dan berakhir selalu merasa kesepian. Aku sadar, semua selalu ada waktunya.


Overthinking. Apakah aku bisa terus membahagiakan kedua orang tuaku? Apakah saat ini mereka sedang kecewa padaku? Apa aku sudah menjadi contoh yang baik untuk adik - adikku? Apakah aku menyebalkan? Apakah aku bisa? Apakah aku sanggup? Semua pertanyaan itu merupakan sebuah awal overthinkingku setiap saat. Tidak jarang sampai berlarut - larut kemudian menangis sendirian di kamar. Jalan keluarnya masih belum bisa aku temukan. Dan hal ini masih berlangsung sampai sekarang. Berujung stress, sampai berat badanku turun lumayan banyak.


Aku tahu selama ini sebenarnya tidak pernah sendiri. Aku beragama, aku punya Tuhan. Aku selalu punya tempat untuk bersandar dan bersujud. Tapi sayangnya sering luput. Ah, rupanya aku memang kurang mendekatkan diri pada-Nya.


Sebenarnya sesimpel itu mengambil pelajaran pada kejadian yang sudah dialami. Hanya saja untuk menyadarinya butuh waktu. Aku tahu belum semuanya bisa ku atasi. Maka dari itu aku akan berusaha lebih keras.


Tahun ini aku harus bisa lebih fokus. Bahagia untuk diri sendiri dan orang - orang di sekitarku. Belajar memahami makna hidup yang tersirat maupun tidak. Belajar menghargai apapun itu. Belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik serta lebih bermanfaat. Serta lebih banyak mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.


Btw, aku sudah lama sekali tidak menulis sesuatu yang panjang. Agak kaku rupanya. Jadi tulisan pendekku ini akan menjadi tulisan pertama untuk mengawali tahun 2022 yang semoga lebih baik dan lebih menakjubkan dari tahun - tahun sebelumnya. Berdoa banyak - banyak semoga keberuntungan selalu berpihak padaku dan orang - orang di sekitarku. Aku ingin semuanya bahagia, termasuk aku. Semangat 2022 dan selamat berbahagia!




Batam,  14 Januari 2022


Komentar